Archive for April, 2012


 

Sebuah short movie produksi anak muda-anak muda kreatif asal Malaysia yang menceritakan tentang sebuah prioritas yang “kurang tepat” ketika akan menghadapi ujian, dan bagaimana akibatnya. Starring by Joe Brook, please enjoy, Priorities:

 

 

 

 

Buat adik-adik yang akan menghadapi Ujian Nasional senin depan, semangat ya belajarnya!!

Lihat juga shorts lainnya karya Jinnyboytv:

 

Ah Wing – Malaysia’s Number 1 Salesman

My Generasi

Only in Malaysia

 

Tertarik ? Yuk bikin shorts movie juga Smile

Pinky and the Brain

 

 

pinky-and-the-brain

 

Have a nice study, keep trying and always do your best!!!

 

 

Beberapa waktu yang lalu, di TV, radio, koran, dan media massa lainnya sedang heboh memberitakan satu hal yang sama, yaitu tentang kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) yang tadinya akan diberlakukan mulai tanggal 1 April lalu. Begitu banyak demonstrasi yang dilakukan baik oleh mahasiswa atau pun masyarakat kecil untuk menentang kebijakan tersebut. Mereka tidak kuasa membayangkan bagaimana efek dari kenaikan dalam kehidupan sehari-hari. Hingga pada akhirnya pemerintah harus menunda kebijakan yang mereka anggap cukup penting itu. 

 

Ada suatu tayangan yang cukup menarik untuk sedikit dibahas. Pada suatu malam saat marak-maraknya isu kenaikan BBM, saya melihat salah satu program TV yang memberikan informasi tentang harga BBM di negara lain. Judul tayangan tersebut adalah “10 Negara dengan Harga Bensin Paling Mahal di Dunia”. Menarik bukan?

 

Tayangan yang tidak menyebutkan sumber informasinya itu menyebutkan bahwa 8 dari 10 negara yang harga BBM-nya paling tinggi di dunia adalah negara-negara Eropa. Berikut adalah informasi dari tayangan tersebut:

 

10. Amsterdam, Belanda Rp. 18.800 per liter

9. London, Inggris (missed information)

8. Brussels, Belgia Rp. 19.200 per liter

7. Stockholm, Swedia Rp. 19.700 per liter

6. Kopenhagen, Denmark Rp. 19.750 per liter

5. Monte Carlo, Monako Rp. 19.800 per liter

4. Athena, Yunani Rp. 20.000 per liter

3. Oslo, Norwegia 21.800 per liter

2. Asmara, Eritrea Rp. 22.600 per liter

1. Istanbul, Turki Rp. 22.600 per liter

 

Informasi ini ternyata juga dapat dilihat di situs berikut:

10 negara dengan harga bensin paling mahal di dunia

 

Kalau kita menerima informasi tersebut bulat-bulat tanpa melihat sumber informasi serta kondisi dan pertimbangan lainnya tentang negara-negara tersebut, maka kita pasti akan berpendapat kalau kenaikan harga BBM di negara kita bukanlah hal yang perlu dipermasalahkan. Toh di Eropa saja harga bensinnya jauh lebih mahal dan mereka enjoy-enjoy saja. Tapi mari kita lihat, Bisakah kita menyamakan kondisi di negara kita dengan di negara-negara tersebut?

 

Setelah saya cek, ternyata harga BBM di negara-negara Eropa lainnya pun tidak akan jauh berbeda satu sama lainnya. (Sumber: Petrol and diesel price in Europe). Sejak mereka tergabung dalam Uni Eropa, banyak kebijakan yang dibuat, disepakati dan diterapkan bersama oleh negara-negara yang tergabung di dalamnya. Apalagi masalah konsumsi bahan bakar minyak yang harus diimpor dari negara lain. Sama seperti Value-Added Tax atau Pajak Pertambahan Nilai, tentunya mereka pun harus menentukan bersama pajak minimal atas bahan bakar yang harus diberlakukan di negara masing-masing. Dan ketika saya melihat sistem transportasi di negara-negara Eropa, ternyata tidak jauh berbeda satu sama lain. Benar-benar kompak.

 

Di Jerman sendiri, pada tanggal 21 Feb 2012 harga bensin mencapai 1,68 Euro per liternya. Apabila 1 Euro serata dengan 11.800 rupiah, maka harga bensin pada waktu itu adalah 19.824 rupiah. Tapi apakah Anda tahu kalau hampir setengah dari harga bensin tersebut adalah pajak untuk pemerintah?. Yup. Inilah salah satu alasan kenapa orang-orang di negara Eropa akan berpikir berkali-kali untuk membeli mobil. Jangan tanya tentang motor, negara-negara Eropa tidak begitu populer dengan motor seperti di negara-negara Asia. Oleh karena itu, tidak banyak perusahaan-perusahaan yang memproduksi motor di negara-negara Eropa. Kalau mau impor dari Jepang atau China pun, pasti akan harga pasarannya akan sangat mahal. Satu hal lagi yang perlu diketahui, walaupun harga bensin di Eropa cukup tinggi, tapi ternyata harganya masih jauh di bawah harga untuk satu kali makan yang rata-rata mencapai 3-4 Euro. Dan di sana pun tidak ada transportasi umum seperti ojek, bajaj, atau angkot yang dikelola secara pribadi oleh masyarakat kecil seperti di negeri kita. Sehingga tidak ada orang-orang yang nasibnya benar-benar ditentukan oleh harga BBM.

 

Walaupun pajak untuk bensin di sana cukup tinggi, kerja pemerintahan ternyata cukup memuaskan. Saya bisa memastikan bahwa tidak ada jalanan aspal yang rusak atau berlubang di Jerman. Selain itu, kita pun bebas menggunakan highway atau jalan tol tanpa harus membayar lagi. Perawatan jalan pun cukup intents. Terutama saat muslim salju. Pemerintah harus memastikan salju-salju yang ada di jalan tidak menghambat para pengguna jalan. Mereka juga harus menaburkan garam-garam, tanah, atau kerikil demi memastikan jalan-jalan tidak menjadi licin dan berbahaya. Kalau sampai ada kecelakaan karena petugas tidak melakukan hal tersebut, orang yang mengalami kecelakaan tersebut bisa menuntut ganti rugi pada pemerintah. Harga minyak dunia yang katanya mahal pun ternyata tidak membuat negara ini khawatir, karena selama ini mereka telah cukup familiar dengan menggunaan biofuel dan dalam waktu dekat akan launching “recharge station” untuk mendukung pengembangan mobil listrik.

 

Menurut informasi yang saya dapatkan dari teman jerman saya, harga bensin di sana juga tidak fixed (tetap) setiap harinya. Harga bensin di akhir pekan akan lebih tinggi bila dibandingkan hari kerja biasa. Jadi kalau ingin irit, maka isi penuhlah tanki mobil Anda di hari senin. Tapi sebenarnya, tidak banyak orang yang memiliki mobil atau motor pribadi di negara itu. Apalagi kebanyakan yang tinggal di kota-kota besar tidak memiliki garasi pribadi karena biasanya mereka tinggal di falt-flat. Maka, di malam hari, kita bisa lihat mobil-mobil di parkir begitu saja di tepian jalan berselimutkan udara malam yang dingin. Akhir musim gugur, kita bisa melihat mobil-mobil tersebut dilapisi es yang tipis. Bayangkan bagaimana kalau di musim salju!

 

Lalu, bagaimana orang-orang di Eropa biasa berpergian? 

 

Sistem transportasi di negara-negara Eropa tidak jauh berbeda. Untuk bepergian di dalam kota, orang-orang biasanya lebih memilih menggunakan bis, sepeda, atau hanya berjalan kaki. Di kota-kota besar di Jerman seperti Hamburg, Berlin, Frankfurt, Munchen dan lainnya, terdapat juga transportasi trem dan subway yang disebut U Bahn atau Untergrundbahn (kereta bawah tanah), yang siap mengantarkan warga dan para turis ke tempat-tempat yang diinginkan di dalam kota. Ada juga kereta yang dinamakan S Bahn atau Stadtschnellbahn (city rapid railway) untuk transportasi di dalam kota-kota besar. Semua kendaraan ini beroprasi sesuai dengan jadwal yang tersedia. Berangkat dan sampai di setiap tempat tujuan dengan tepat waktu. Yah, walaupun di kota kecil seperti Goettingen sempat ada bis yang terlambat datang, dan itu pun tidak lebih dari 10 menit, tapi cukup membuat saya telat datang kuliah, hehe… Di kota-kota besar juga biasanya menyediakan fasilitas peminjaman sepeda yang disediakan oleh pemerintah kota atau perusahaan yang sama dengan bis atau kereta di sana. Begitu banyak alternatif transportasi di sana, tinggal kita menentukan transport apa yang paling tepat untuk kita.

 

Trem di tengah kota Kassel, Jerman

Bagaimana dengan kenyamanan dan keamanannya?

 

Karena fasilitas-fasilitas transportasi di negara-negara Eropa di kelola oleh pemerintah (yang serius dalam memajukan negerinya) dan perusahaan swasta yang profesional, maka pelayanan, kenyamanan dan keamanan merupakan hal yang perlu diutamakan. Kita tidak perlu berdesak-desakan untuk berebut mendapatkan tempat duduk dan udara untuk bernafas di kereta atau bus untuk berangkat kerja atau sekolah atau harus menunggu kesal karena sang sopir tidak mau berangkat sebelum penumpang penuh karena transportasi di sana telah terjadwal dengan baik dan datang di halte atau stasiun setiap sekian menit saja. Tidak perlu ada pelecehan atau penjambretan di dalam transportasi umum di halte atau di stasiun seperti yang banyak terjadi di negeri kita, karena selalu ada polisi yang bisa diandalkan serta kamera pengawas yang selalu mengintai gerak-gerik kita.  Kita juga tidak perlu merasa terganggu dengan asap rokok yang dikeluarkan oleh penumpang lain karena merokok di ruangan, di dalam transportasi umum dan di tempat umum lainnya sangat dilarang. Jadi saya rasa, cukup manusiawi ketika banyak orang di negeri kita yang lebih memilih untuk menginvestasikan uangnya untuk membeli kendaraan pribadi. Tapi lihat apa implikasinya sekarang? Macet, polusi, jumlah kecelakaan lalu lintas terus bertambah, konsumsi bensin melonjak, dll. Seharusnya pemerintah bisa mengantisipasi hal ini sejak awal kalau memang mereka serius dan memiliki visi yang jauh ke depan. 

 

The Munich U-Bahn (subway di Munich)

 

Di Jerman dan negara Eropa lainnya, mahasiswa (belum tahu apakah pelajar juga dapat fasilitas ini) dapat menggunakan fasilitas Semester Ticket yang diberikan oleh kampus. Dengan fasilitas ini kita sebagai mahasiswa bisa menggunakan transportasi di dalam kota dan transportasi antar kota sepuasnya selama satu semester tanpa harus bayar lagi. Tidak sepenuhnya gratis memang. Karena biaya untuk fasilitas ini juga sudah termasuk ke dalam SPP kita per semester. Semester ticket dari Uni Hannover dapat mencakup semua transportasi dalam kota seperti trem, subway, bis dll. Dengan semester ticket ini, mahasiswa dari Uni Hannover dapat pergi ke berbagai kota di wilayah Niedersachsen (Lower Saxony) seperti Hamburg, Bremen, Goettingen, dan kota-kota lainnya dengan menggunakan regional train tanpa harus membayar lagi. Lihat peta Lower Saxony di sini. 

 

Untuk warga yang lain (termasuk turis), mereka dapat memilih berbagai tawaran untuk membeli tiket atau karcis transportasi dalam kota secara paket. Ada paket harian, mingguan, bulanan, 6 bulanan atau tahunan. Semakin besar paket, semakin murah perhitungannya bila dibandingkan dengan single ticket. Tapi hal ini juga harus disesuaikan dengan kebutuhan kita. Di Goettingen, harga untuk single ticket bis adalah 2 Euro. Cukup mahal memang, tapi harganya tetap di bawah biaya rata-rata untuk satu kali makan di luar. Tiket ini bisa kita gunakan lagi hingga satu jam setelah penggunaan pertama. Bagi rombongan turis atau keluarga, ada juga pilihan groupen ticket (tiket grup) untuk lebih menghemat biaya perjalanan. Tinggal disesuaikan dengan kebutuhan kita.

 

Tidak seperti di negara kita, bis di Eropa tidak akan menemukan kondektur. Begitu pun dengan trem dan kereta dalam kota. Mereka bekerja secara efektif dan efisien. Karena semua tugas cukup diemban oleh satu orang supir atau masinisnya. Saat bis, term atau kereta dalam kota berhenti di halte-nya yang terletak di berbagai titik dalam kota, calon penumpang sudah bersiap-siap. Mereka tidak akan masuk sebelum penumpang yang akan keluar, turun semua. Jangan lupa untuk memastikan nomor bis, trem atau kereta dalam kota yang mengarah ke tempat yang Anda inginkan! Kalau Anda turis dan belum mengenal kota yang Anda datangi, Anda bisa melihat peta kota dan rute perjalanan yang ada di setiap halte.

 

Di kota kecil Goettingen, umumnya terdapat dua pintu di dalam bis. Pintu masuk berada di bagian depan. Sedangkan pintu keluar ada di bagian tengah ataubDari sana kita akan berpapasan  dengan sopir yang juga berfungsi sebagai penjual karcis. Di dekatnya ada kotak uang yang memisahkan uang kertas dan koin berdasarkan nominalnya. Bagi yang memiliki kartu bis langganan, mereka hanya perlu menunjukannya pada sopir ketika mereka hendak masuk ke dalam bis. Untuk trem dan kereta dalam kota, karcis bisa dibeli di mesin otomatis yang terletak di dekat halte atau di dalam trem dan kereta dalam kota itu sendiri. Karcis yang berbentuk persegi panjang ini harus kita masukan ke mesin validasi yang tersedia di dalam  untuk mendapatkan cap tanggal kapan pertama kali karcis tersebut digunakan. Inilah yang dinamakan self-service. Semua dilakukan atas kesadaran sendiri. Apabila Anda ingin berhenti di halte berikutnya, Anda hanya perlu menekan tombol yang tersedia di dekat Anda.

 

Sistem transporasi bis yang dikelola oleh  Göttinger Verkehrsbetriebe (GöVB) atau Göttingen Transport Authority, perusahaan swasta yang bekerjasama dengan pemerintah setempat. Pada gambar di atas terlihat seorang gadis di dalam bis yang sedang menunjukan kartu langganannya pada bus driver.

Lalu bagaimana kalau tidak kita validasi? Atau bahkan tidak membeli tiket saat naik trem atau kereta?

 

Pemikiran negatif seperti ini wajar bila terlintas di otak manusia dan saya pun pernah menanyakan hal ini ke teman saya ketika berkunjung ke rumahnya di Dornbirn, Austria. Sebenarnya tidak ada alasan orang-orang untuk berlaku curang dalam urusan transportasi ini. Pihak penyelenggara bis atau transportasi lainnya telah memberika kepercayaan yang besar terhadap masyarakat. Toh selama ini mereka telah memberikan pelayanan terbaik mereka untuk orang-orang. Respect to respect. Orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan atau tempat tinggal pun mendapat tunjangan dari pemerintah setiap bulannya sebagai bentuk social service. Walau memang hal tersebut tidak menutup kemungkinan ada orang-orang yang bertindak curang. Oleh karena itu diadakan pemeriksaan. Tidak setiap hari memang, dan sifatnya random, tidak bisa ditebak kapan. Dan orang yang diperiksa pun random. Tidak semua. Apabila ketahuan tidak memiliki karcis yang valid, Anda bisa kena denda langsung yang sebenarnya telah diperingatkan dalam bentuk tulisan di dalam transportasi-transportasi tersebut, 40 Euro untuk transportasi dalam kota dan 65 Euro untuk transportasi antar kota. Apabila tidak bayar secara cash, maka denda akan ditambah 30 Euro. Anda benar-benar tidak dapat mengelak dari denda ini. Dengan melihat kartu identitas Anda, mereka akan tahu dimana alamat Anda dan di institusi apa Anda bekerja. Itulah kehebatan e-Residence Permit atau e-KTP. Mereka akan tahu semua detail Anda dengan mudah.

 

Urusan-urusan pelanggaran ini bukan lagi hal yang begitu sulit bagi pemerintah dan kepolisian di kebanyakan negara-negara Eropa. Saya pernah mendapatkan suatu cerita pengalaman dari kenalan saya yang waktu itu sedang mengabdi untuk Indonesia di Brussel, Belgia. Suatu hari beliau pernah mengendarai mobilnya sedikit lebih cepat dari batas maksimum yang ditetapkan kepolisian di sana(dibaca: ngebut). Awalnya beliau pikir tidak masalah karena beliau tidak melihat ada polisi di sana. Tapi ternyata setelah satu bulan kemudian, beliau mendapatkan surat denda dari kepolisian atas aksinya tersebut. Ternyata aksinya tersebut terekam oleh kamera pengawas yang ada di jalan-jalan. Dengan melihat nomor di plat mobilnya, polisi tahu kepada siapa polisi harus mengirimkan surat denda tersebut. 

 

Sepertinya tulisan saya terlalu melebar kemana-mana, tapi semoga dengan tulisan ini, pembaca dapat berpikir lebih kritis lagi tentang informasi yang didapat. Dan yang lebih penting lagi, dapat membayangkan bagaimana kondisi BBM dan sistem transportasi yang ada di kebanyakan negara-negara Eropa. Mengenai relevan atau tidaknya harga BBM di negara kita dan negara Eropa saya rasa pembaca dapat menjawab sendiri pertanyaan tersebut. Semoga tulisan ini bisa memberikan banyak wawasan dan pengetahuan baru.

 

Have a nice day!

 

Cek juga informasi tentang negara-negara dengan harga BBM termurah:

10 negara dengan harga BBM termurah

Selamat pagi semua?

 

Inilah pagi yang indah yang kulihat setiap harinya.

Pagi-pagi yang selalu memberikan janji-janji kehidupan yang lebih baik.

 

 

 

Have a nice Monday! Selamat beraktivitas!

Wan Deuk adalah seorang anak SMA biasa. Bahkan bisa dikatakan sebagai seseorang yang tidak memiliki gairah (keinginan) hidup. Bapaknya adalah seorang penari kabaret yang suka dijadikan lelucon oleh teman-temannya, hidupnya miskin, dan dia juga tidak pernah tahu siapa ibunya. Dia tidak punya banyak teman dan dia juga dianggap paling bodoh di kelasnya. Hidupnya semakin menyebalkan saat sang guru, Dong Joo, sering sekali memanggil namanya. Entah itu di dalam kelas atau pun di luar kelas. Sampai-sampai dia berfikir, memang tidak ada murid lain untuk dipanggil namanya selain dia. Dia sangat kesal dan  bahkan membenci gurunya itu. Apalagi saat gurunya seakan-akan selalu ingin mencampuri kehidupan pribadinya dengan bilang bahwa ibunya adalah orang Filiphina dan ingin sekali bertemu dengannya. Suatu kenyataan yang Wan Deuk sendiri belum bisa terima. Sampai-sampai Wan Deuk menjadi rajin untuk datang ke gereja untuk mengeluh dan mendoakan agar gurunya itu mati saja.

Kejadian demi kejadian akhirnya membuat Wan Deuk menyadari bahwa gurunya itu ternyata sangat menaruh perhatian kepadanya. Bukan karena suka, tetapi karena gurunya yang juga miskin, ingin sekali membantu hidupnya dan dia cukup mengerti bagaimana krhidupan Wan Deuk. Bahkan gurunya itu membantunya untuk menemukan potensi dirinya dan merekomendasikannya ikut kick boxing setelah melihatnya berkelahi. Sang guru pun membantu meyakinkan kepada ayah Wan Deuk bahwa itu merupakan pilihan yang baik baginya. Secara tidak langsung sang guru telah menjadi mentor bagi Wan Deuk. Dan hubungan kedua orang ini menjadi cukup unik.

Pertama kali saya melihat trailer film ini di layar monitor di dalam pesawat, saya langsung tertarik untuk menontonnya. Dan ternyata film yang direlease pada tanggal 20 Oktober 2011 di Korea Selatan ini memang cukup layak untuk ditonton. Film yang menceritakan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari ini memang tidak seperti film-film Hollywood atau Box Office lainnya, karena jalan cerita film ini cukup sederhana. Tapi banyak yang bisa kita pelajari dari film ini, terutama sisi-sisi kehidupan yang jarang sekali kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.

Selamat Menikmati Hidup!!

 

Sebagian besar teman-teman satu angkatan di jurusan saya sudah banyak yang lulus. Sebagian ada yang sudah bekerja, sebagian masih dalam proses pencarian, sebagian ada yang sedang mempersiapkan untuk melanjutkan ke S2, atau bahkan mempersiapkan S-3 (dibaca Eestree). Hanya beberapa saja yang masih belum lulus dan berkutat dengan penelitian. Karena program mobility yang saya ikuti, jadi saya baru memulai lagi penelitian di awal semester ini. Setelah penelitian yang dulu terpaksa dicancel karena saya harus meninggalkan kampus ini selama satu semester.

 

Saya sangat enjoy dengan kehidupan saya di kampus. Saat ini saya menjalani penelitian dan kuliah bersama adik-adik kelas. Menjadi salah satu keuntungan juga bagi saya karena saya bisa lebih dekat dengan adik-adik kelas di jurusan. Dan sekarang prioritas utama saya adalah graduate as soon as possible. Saya termasuk orang yang sangat menikmati setiap pembelajaran, baik di perkuliahan, di organisasi atau kehidupan sosial. Kalau memang ada rizki dan kesempatan, saya ingin sekali melanjutkan sekolah s2 ke luar negeri. Bukan karena gaya-gayaan. Tapi karena ilmu yang ingin saya tekuni ada di negeri lain. Bahkan saya pun sudah menetapkan tema riset untuk S2 nanti dan kebetulan saya mengenal beberapa profesor yang cukup expert dalam bidang yang ingin saya tekuni ini di luar sana. Semoga ada nanti ada beasiswa yang mau menerima saya. Aamiin.

 

Saya memang dulu dikenal dosen sebagai mahasiswa yang suka kabur-kaburan. Ikut conference dan program mobility ke luar ga bilang-bilang ke dosen pembimbing skripsi. Tapi mungkin karena itulah banyak dosen dan teman-teman mengenal saya. Sampai-sampai kalau bertemu, mereka akan bertanya, Hayo, mau jalan ke mana lagi?. OK, sekarang saatnya untuk memperbaiki image saya di mata dosen dan teman-teman. Saya akan fokus pada penelitian dan perkuliahan saya di kampus ini. Kelulusan saya sekarang berada di prioritas teratas, top priority. Maka diperlukan strategi yang jitu untuk mencapai hal tersebut.

 

Walaupun penelitian saya sekarang akan banyak di lapang, tapi sepertinya saya harus meniru budaya kerja teman-teman yang sedang S3 di luar sana. Sederhana sih, tapi cukup sulit untuk dilaksanakan. Apalagi buat saya yang lebih suka mobile. Ada atau tidak ada jadwal khusus tentang riset atau penelitian, maka saya harus tetap datang ke lab secara disiplin. Dosen-dosen Indonesia yang sedang menempuh pendidikan s3 di Jerman, setiap hari kerja harus berada di lab atau ruangan kerjanya dari jam 8 pagi sampai 5 sore. Tidak boleh telat sedikit pun, apalagi pulang lebih awal. Bisa-bisa kena marah professor. Jangan salah, professor di sana bisa dibilang seperti dewa, hehe… Mereka bisa menentukan masa study kita apakah bisa diperpanjang, atau malah diperpendek. Maksudnya apa? Kita bisa saja dipulangkan secara paksa (baca: deportasi) bila kita dianggap telah menyalahi kode etik akademisi yang berlaku di sana. Mereka juga bisa mempengaruhi pemerintah daerah dalam proses pembuatan visa untuk keluarga kita apabila kita hendak mengundang keluarga kita untuk menemai kita selama study di sana. Karena sebenarnya diterima atau tidaknya visa seseorang tergantung pada pemerintah daerah tempat yang akan kita tuju. Kedutaan hanyalah fasilitator dalam penyiapan berkas untuk disalurkan ke pemerintah daerah tersebut. Maka buatlah hubungan baik dengan professor Anda.

 

Saya sudah mencoba budaya ini selama beberapa hari terakhir, walaupun masih suka telat dan pulang lebih awal, hehe… Dan hal ini benar-benar membantu saya. Walau tadinya tidak ada pekerjaan yang diagendakan, tapi kalau sudah dilab, maka secara tidak langsung akan membuat kita mencari hal-hal untuk bisa dikerjakan, seperti membaca literatur, berdiskusi dengan laboran di sana, membantu penelitian teman, atau mulai mencicil skripsi. Banyak teman saya yang sudah tidak ada perkuliahan lagi dan seharusnya segera menyelesaikan penelitiannya, malah lebih banyak tinggal di kostan (saya juga awalnya seperti itu, hehe…), akibatnya malah terbawa malas. Siang baru bangun, terus nonton film di laptop seharian, dan main game atau nonton bola semalaman.

 

Menjelang UTS

 

Have a nice study!!